KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP
A.
Pengertian Klasifikasi
Klasifikasi adalah cara pengelompokkan
makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri dan perbedaan yang dimilikinya menjadi
tingkat-tingkat hierarki. Dan
cabang biologi yang khusus mempelajari tentang klasifikasi adalah taksonomi
B.
Tujuan Klasifikasi
1.
Mengelompokkan makhluk
hidup berdasarkan persamaan dan ciri-ciri khusus
yang dimilikinya
2.
Mendeskripsikan
ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan makhluk hidup
jenis yang lain.
3.
Mengetahui hubungan
kekerabatan makhluk hidup. Semakin
banyak persamaan yang dimiliki maka kedua oorganisme tersebut semakin dekat
hubungan kekerabatannya.
4.
Memberi nama makhluk
hidup yang belum diketahui namanya. Dari sekian banyak organisme di dunia ini,
tentu tidak mengherankan jika beberapa di antaranya belum memiliki nama. Dengan
memberi nama pada suatu organisme maka orang – orang dari negara mana saja akan
tahu organisme yang dimaksud..
5.
Menyederhanakan objek
studi sehingga mempermudah mempelajarinya. Karena makhluk hidup itu sangat
banyak dan untuk mempelajarinya itu sangat sulit maka perlu disederhanakan
dengan cara mengelompokkan sesuai ciri-ciri yang dimiliki sehingga kita lebih
mudah mempelajarinya.
6.
Mengetahui tingkat
evolusi makhluk hidup atas dasar kekerabatannya
C. Manfaat Klasifikasi
Jadi
manfaat dari klasifikasi makhluk hidup adalah:
1.
Memudahkan kita dalam
mempelajari makhluk hidup yang sangat beraneka ragam.
2.
Mengetahui hubungan
kekerabatan antara makhluk hidup satu dengan yang lain
D.
Prinsip-prinsip Klasifikasi
1.
Mengidentifikasi
ciri-ciri suatu makhluk hidup (Pencandraan).
Identifikasi
atau pencandraan ialah menentukan macammacam persamaan apa saja yang paling
penting. Salah satu dari pola klasifikasi yang pertama yaitu menempatkan semua
jenis hewan yang hidup dalam habitat yang sama dalam satu kategori. Untuk
hal-hal yang harus diamati yaitu, morfologi, anatomi, fisiologi, kromosom,
serta tingkah lakunya. Untuk dapat mengidentifikasi makhluk hidup yang baru
saja ditemukan, tentunya kita memerlukan alat pembanding seperti gambar,
spesimen (awetan hewan ataupun tumbuhan), kunci identifikasi (hewan ataupun
tumbuhan yang sudah diketahui namanya). Kunci identifikasi sendiri sering juga
disebut sebagai kunci determinasi.
2.
Mengelompokkannya
sesuai dengan kriteria yang kita inginkan (Pengklasifikasian).
Setelah
identifikasi atau pencandraan, tahapan selanjutnya untuk mengklasifikasikan
makhluk hidup yaitu pengelompokan. Pengelompokan didasarkan atas identifikasi
makhluk hidup dalam suatu kelompok yang sama. Makhluk hidup yang memiliki ciri-
ciri yang sama dikelompokkan dalam bentuk tingkatan takson yang sama.
3.
Pemberian nama
kelompok
Para ahli
taksonomi yang telah melakukan penelitian terhadap berbagai jenis hewan maupun
tumbuhan, mereka telah melakukan tahapan dalam klasifikasi dan akhirnya dapat
memberikan nama terhadap suatu makhluk hidup. Untuk memudahkan dalam mencari
nama dari suatu makhluk hidup yang baru dikenal, dapat menggunakan kunci
determinasi.
E. Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup
Sistem klasifikasi makhluk hidup pertama
kali dipelopori oleh Carolus Linnaeus pada abad ke-18. Prinsip pengelompokan
oleh Linneaus adalah pengelompokan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri dan
pemberian nama dengan sistem nama ganda. Pengklasifikasian makhluk hidup pada
umumnya dilakukan dengan menggunakan suatu sistem tertentu. Sistem klasifikasi
yang dikenal sampai sekarang adalah sistem buatan, sistem alami, dan sistem
filogenetik.
a.
Sistem alami
Sistem
alami merupakan cara pengelompokan organisme berdasarkan ciri morfologi,
anatomi dan fisiologi yang dimiliki. Jika dua organisme memiliki banyak
persamaan ciri maka ciri ini dikatakan sebagai penghubung kekerabatan sehingga
kedua organisme tersebut dimasukkan dalam kelompok yang sama. Klasifikasi
sistem alami dikemukakan oleh Aristoteles, seorang ahli filsafat Yunani yang
membagi makhluk hidup menjadi 2 kingdom, yaitu hewan dan tumbuhan. Aristoteles
membagi hewan menjadi beberapa kelompok berdasarkan habitat dan perilakunya.
Sedangkan tumbuhan dikelompokkan berdasarkan ukuran dan strukturnya. Sebagai
contoh, kingdom tumbuhan dibagi menjadi tiga divisi, yaitu herba, semak, dan
pohon. Seorang murid Aristoteles bernama Theophastus dijuluki sebagai bapak botani
karena telah mengklasifikasikan tumbuhan dengan melalui pengamatannya sendiri
dengan ketelitian yang sangat tinggi. Karya ilmiahnya yang terkenal Historia
Plantarum, buku ini memberikan sumbangan yang besar dalam bidang botani. Sistem
klasifikasi oleh Theophrastus, yaitu sistem alami, membagi tumbuhan menjadi
empat kelompok, yaitu pohon, semak atau perdu, setengah semak atau setengah
perdu, dan herba atau terna. Walaupun klasifikasi sistem ini kurang berhasil
dikembangkan, namun sistem alami ini memiliki kelebihan, yaitu identifikasinya
mudah dan pengelompokan organisme yang kurang dikenal masih mungkin dilakukan
dengan sistem klasifikasi ini.
b.
Sistem buatan
Sistem
buatan merupakan cara pengelompokan berdasarkan pada sejumlah kecil sifat-sifat
persamaan ciri morfologi tanpa memandang kesamaan struktur yang mungkin
memperlihatkan kekerabatan. Klasifikasi ini antara lain mengelompokkan tumbuhan
berdasarkan dasar warna bunga, massa bunga, bentuk daun, jumlah benang sari,
dan putik. Sistem klasifikasi buatan ini diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus
yang menyusun klasifikasi yang lebih mudah dipahami dari pada sistem
sebelumnya. Sistem klasifikasi tumbuhan yang dikemukakan oleh Linnaeus juga
disebut dengan sistem seksual karena Linnaeus memusatkan perhatiannya pada alat
reproduksi tumbuhan.
Karya Linnaeus yang sangat penting adalah penamaan jenis
(spesies) dengan menggunakan bahasa latin. Bahasa Latin digunakan karena pada
masa itu bahasa tersebut adalah bahasa ilmiah yang universal. Linnaeus
memberikan sistem tata nama berupa nama ilmiah pada setiap spesies makhluk
hidup yang terdiri atas dua bagian yaitu bagian pertama sebagai nama genus dan
bagian kedua sebagai petunjuk spesies. Sistem penamaan dua bagian ini disebut
sistem tata nama ganda atau binomial nomenclature.
Contoh penggunaan tata nama ganda ini adalah Bambusa spinosa (bambu berduri). Nama
genus bambu adalah Bambusa, sedangkan penunjuk spesiesnya adalah spinosa.
c.
Sistem
filogenetik
Sistem klasifikasi filogenetik muncul
setelah teori evolusi dikemukakan oleh para ahli biologi. Sistem ini disusun
berdasarkan jauh dekatnya kekerabatan antara takson (kelompok yang terbentuk
dari pengklasifikasian) yang satu dengan lainnya sekaligus mencerminkan
perkembangan makhluk hidup. Pada sistem ini juga dijelaskan mengenai kesamaan
susunan molekul dengan senyawa biokimia pada makhluk hidup yang memiliki fungsi
yang berbeda pada setiap makhluk hidup. Pada dasarnya klasifikasi filogenetik
disusun berdasarkan persamaan fenotip, faal, dan tingkah laku yang diamati.
Sistem ini diperkenalkan oleh Charles
Darwin lewat bukunya yang berjudul The Origin of Spesies by Means of Natural
Selection. Dalam buku tersebut Darwin menyatakan ada hubungan antara
klasifikasi dan evolusi. Dasar pemikirannya bahwa organisme berubah sehingga
berbeda sifat atau cirinya dengan sifat dan ciri nenek moyangnya.
Bertolak dari teori evolusi Darwin,
muncullah sistem klasifikasi modern berdasarkan filogeni, yaitu klasifikasi
yang disusun dengan melihat keturunan dan hubungan kekerabatan. Filogeni adalah
sejarah evolusi suatu kelompok organisme. Klasifikasi yang berdasarkan filogeni
disebut klasifikasi filogenetik. Sistem ini didasarkan pada jauh dekatnya
kekerabatan antarorganisme atau kelompok organisme. Organisme-organisme yang
berkerabat dekat memiliki persamaan ciri yang lebih banyak dibandingkan dengan
organisme yang berkerabat jauh. Ciri-ciri yang digunakan dalam
pengklasifikasian adalah ciri morfologi, anatomi, fisiologi, dan perilaku.
Klasifikasi yang didasarkan pada
hubungan filogenetik mengalami berbagai perkembangan. Klasifikasi ini diakui
dan dipakai secara internasional. Ada beberapa sistem klasifikasi yang pernah
diperkenalkan oleh para ahli taksonomi, yaitu sebagai berikut
1. Sistem Dua
Kingdom
Sistem dua kingdom adalah sistem klasifikasi
yang pertama dan dikemukakan oleh Aristoteles yang pada saat itu belum dikenal
organisme mikroskopis. Dalam sistem ini organisme dibedakan atas dua dunia,
yaitu berikut ini.
a.
Kingdom Plantae (dunia
tumbuhan). Dasar pengelompokan tumbuhan adalah semua organisme yang mempunyai
dinding sel kaku atau keras karena tersusun dari selulosa dan mempunyai
kemampuan melakukan fotosintesis. Meskipun tidak berklorofil, bakteri dan jamur
dimasukkan dalam kingdom plantae. Alga, lumut, paku-pakuan dan tumbuhan berbiji
juga dimasukkan pada kingdom tumbuhan.
b.
Kingdom Animalia (dunia
hewan), dikelompokkan berdasarkan suatu ciri, yaitu mempunyai kemampuan
berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain, tidak berklorofil dan tidak
berdinding sel. Misalnya, Protozoa, Porifera, Coelenterata, Arthropoda,
Echinodermata sampai Chordata.
2. Sistem Tiga
Kingdom
Sistem tiga
kingdom muncul setelah adanya mikroskop, yang mengungkapkan adanya makhluk mikroorganisme
bersel satu (uniseluler) dan bersel banyak (multiseluler) yang memiliki ciri
hewan dan tumbuhan. Makhluk hidup tersebut dikelompokkan tersendiri, yaitu
kingdom protista. Dengan demikian, makhluk hidup, kemudian dikelompokkan
menjadi tiga kingdom,yaitu sebagai berikut.
a.
Kingdom Protista.
Ciri-ciri adalah tubuh terdiri dari satu sel atau banyak sel yang belum
terdiferensiasi. Contohnya, semua organisme yang bersel satu, misalnya alga dan
diatom, serta organisme multiseluler sederhana seperti Paramecium dan alga.
b.
Kingdom Plantae.
Terdiri dari organisme yang bersifat autotrof, eukariota multiseluler dan
berreproduksi dengan spora. Contohnya, jamur, lumut, paku, dan tumbuhan biji.
c.
Kingdom Animalia.
Terdiri dari organisme yang bersifat heterotrof dan multiseluler. Contohnya,
Protozoa, Porifera, Coelenterata, Arthropoda, Echinodermata sampai Chordata.
3. Sistem Empat
Kingdom Sistem empat kingdom berkembang setelah dalam struktur sel ditemukan
inti sel yang tersebar dalam sitoplasma. Hal ini terjadi karena tidak ada
membran yang membungkus inti yang disebut prokariotik. Selain itu, ditemukan juga
organisme eukariotik, yaitu organisme yang inti selnya telah mempunyai membran
inti. Berdasarkan hal tersebut maka organisme dikelompokkan menjadi empat
kingdom, yaitu sebagai berikut.
a.
Kingdom Monera,
memiliki ciri-ciri inti tanpa membran (prokariot).
b.
Kingdom Protista,
terdiri dari organisme bersel satu dan organisme multiseluler yang belum
terdiferensiasi.
c.
Kingdom Plantae,
terdiri dari jamur, lumut, paku dan tumbuhan biji.
d.
Kingdom Animalia, semua
hewan mulai dari Protozoa sampai Chordata.
4. Sistem Lima
Kingdom
Gambar 2. Sistem Lima Kingdom
Sumber: Berpendidikan.com
Sistem
lima kingdom dikembangkan oleh R.H. Whittaker tahun 1969 dan banyak didukung
oleh ilmuwan biologi. Pada sistem ini, jamur dipisahkan dari kingdom plantae
berdasarkan ciri struktur sel dan cara memperoleh makanan, kemudian dikenal
klasifikasi sistem lima kingdom yang terdiri atas berikut ini.
a. Kingdom Monera,
memiliki ciri-ciri sel yang prokariotik, artinya sel tersebut tidak memiliki
membran sel, dan selain itu juga tidak memiliki mitokondria, retikulum
endoplasma, badan golgi dan lisosom. Cara berkembang biak dengan membelah diri
secara langsung (amitosis). Makhluk hidup yang termasuk Kingdom Monera adalah
ganggang hijaubiru, Archaebacteria dan Eubacteria.
b. Kingdom Protista,
memiliki ciri-ciri tubuh tersusun dari satu sel atau banyak sel, namun sel-sel
tersebut sederhana dan tidak membentuk jaringan. Sel bersifat eukariotik,
misalnya termasuk protozoa dan ganggang.
c. Kingdom Fungi/jamur,
memiliki ciri-ciri organisme eukariota, sebagian besar multiseluler, bersifat
heterotrof dengan cara menyerap zat-zat makanan dari lingkungan. Makhluk hidup
yang termasuk Kingdom ini adalah semua jamur, kecuali jamur lendir dan jamur
air.
d. Kingdom Plantae,
memiliki ciri-ciri organisme eukariota, multiselluler, bersifat autrotof dan
dapat melakukan fotosintesis. Organisme yang termasuk Kingdom ini adalah
Bryophita, Pterydophyta, dan Spermatophyta.
e. Kingdom Animalia.
Memiliki ciri-ciri eukariota bersel banyak yang bersifat heterotrof. Makhluk
hidup yang termasuk kingdom ini adalah semua hewan mulai dari Protozoa sampai
Chordata.
5. Sistem Enam Kingdom
Sistem
enam kingdom pertama kali dikemukakan oleh Carl Woese, seorang ahli biologi
molekuler dari University of Illionis, yang menemukan bahwa Archaebacteria
berbeda dengan Eubacteria (bakteri). Archaebacteria berbeda dengan Eubacteria
dalam hal proses transkripsi dan translasi genetiknya. Pada Archaebacteria
transkripsi dan translasinya lebih mirip dengan apa yang terjadi pada
eukariotik. Selanjutnya para ahli biologi bersepakat memisahkan Eubacteria dan
Archaebacteria. Secara lengkap klasifikasi sistem enam kingdom adalah berikut
ini.
a.
Eubacteria (bakteri),
ciri-cirinya adalah prokariot bersel satu.
b.
Archaebacteria
(prokariot), ciri-cirinya mirip eukariot.
c. Protista, (eukariot
bersel satu), ciri-cirinya tidak memiliki jaringan atau sel yang
terdiferensiasi.
d.
Fungi, ciri-cirinya
bersifat eukariot osmotrofik bersel satu atau banyak.
e. Plantae (tumbuhan),
bersifat autrotof, eukariot multiseluler, dan bereproduksi dengan spora.
f.
Animalia (hewan),
bersifat heterotrof dan eukariot multiselular.
F. Urutan Tingkatan Takson dalam Klasifikasi
Untuk memudahkan dalam pengelompokan organisme disusunlah
suatu aturan pengelompokan, yang dimulai dari yang paling rendah, yaitu spesies
sampai ke tingkatan yang paling tinggi, yaitu Kingdom.
a.
Spesies (jenis)
Spesies merupakan unit dasar dari klasifikasi. Dua
organisme atau lebih dimasukkan dalam satu spesies yang sama jika
organisme-organisme tersebut dapat melakukan perkawinan alami dan menghasilkan
ketur
artinya keturunan (anak-anak) yang dihasilkan dapat kawin
sesamanya dan dapat menghasilkan anak.
Di dalam satu spesies sering terdapat berbagai macam
makhluk hidup yang memiliki ciri khusus, yang disebut varietas atau ras.
Varietas biasanya dipakai untuk menyebut variasi dalam satu spesies tumbuhan
dan ras untuk hewan. Pada tumbuhan, di bawah spesies ada tingkatan takson yang
setara dengan varietas, yaitu kultivar.
b. Genus (marga)
Genus adalah tingkatan takson yang memiliki beberapa
spesies yang memiliki kesamaan ciri. Misalnya, bawang merah (Allium cepa) dan
bawang putih (Allium sativum) merupakan dua spesies berbeda, namun masih dalam
satu genus yaitu Allium
c.
Famili (suku)
Famili adalah tingkatan takson yang anggotanya terdiri
dari beberapa marga atau genus. Ketentuan untuk nama takson tingkat suku ialah
terdiri atas satu kata, dibentuk dari salah satu nama takson tingkat marga yang
dibawahi dan dipilih sebagai tipe tata namanya ditambah dengan akhiran aceae,
tidak dicetak miring.
Contoh, Solanaceae dibentuk dari kata Solanum + aceae
Namun, ada nama beberapa takson tingkat tumbuhan yang
menyimpang dari ketentuan itu karena sudah sejak dulu digunakan.
Misalnya, Graminae, nama lain dari Poaceae. Compositae,
nama lain dari Asteraceae.
Untuk hewan, dibentuk dengan cara, seperti pada tumbuhan,
yaitu dari nama takson tingkat marga yang dipilih sebagai tipenya ditambah
dengan akhiran idea.
Misalnya, Canidae, dibentuk dari Canis + idea.
d.
Ordo (bangsa)
Ordo adalah tingkatan takson yang menghimpun beberapa
famili. Pada hewan, untuk nama-nama takson di atas kategori suku berlaku
ketentuan: nama-nama itu terdiri atas satu kata berbentuk jamak, tidak terikat
kepada tipe di bawahnya, biasanya bersifat deskriptif, tidak mempunyai akhiran
tertentu.
Contohnya, Ordo Carnivoraunan yang fertil,
Beberapa kelompok khusus menggunakan akhiran iformes di
belakang nama takson tingkat ordo. Misalnya, nama-nama tingkat ordo dari
burung-burung dibentuk dari nama takson tingkat genus ditambah akhiran iformes.
Misalnya: Columbiformes, dibentuk dari Columba + iformes
Passeriformes, dibentuk dari Passer + iformes
Untuk tumbuhan dapat diambil dari salah satu suku yang
tergolong dengan mengubah akhiran aceae menjadi ales.
Misalnya: Malvaceae (suku)
Malvales (bangsa)
Nama bangsa dapat juga diambil dari ciri khas dari
seluruh bangsa.
Misalnya: Tubiflorae (golongan tumbuhan yang berbunga
tabung).
e.
Classis (kelas)
Beberapa ordo yang memiliki persamaan ciri dimasukkan
dalam satu kelas.
Misalnya, berikut ini.
1) Ordo Carnivora,
ordo Rodentia (binatang pengerat, misal tikus), ordo Primata (bangsa kera),
ordo Chiroptera (bangsa kelelawar), dan ordo Insektivora mempunyai ciri-ciri
yang sama, yaitu melahirkan anak, mempunyai kelenjar susu serta menyusui
anaknya sehingga dimasukkan dalam satu kelas, yaitu Mamalia.
2)
Dicotyledoneae
(tumbuhan yang mempunyai lembaga dua).
f.
Phylum (filum) atau
divisio
Filum atau divisio merupakan tingkatan takson yang
menghimpun beberapa kelas yang memiliki persamaan ciri. Filum digunakan untuk
menunjuk takson hewan, sedangkan divisio digunakan untuk menunjuk takson
tumbuhan. Untuk tingkat divisio, ditentukan bahwa nama takson itu harus menceminkan
ciri khas seluruh warga divisio ditambah ahkiran phyta atau mycota
Contohnya: Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Eumycota (jamur sebenarnya)
g.
Kingdom (kerajaan)
atau regnum (dunia)
Semua hewan dimasukkan dalam kingdom animalia, sedangkan semua tumbuhan
dimasukkan dalam kingdom Plantae.
Contoh Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Kelas : Dicotyledoneae (tumbuhan berkeping dua)
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae (getah-getahan)
Genus : Ricinus
Spesies : Ricinus communis (jarak)
Nama daerah : jarak, kaliki, kaleke
Asal usul : Afrika Timur
G. Sistem Tata Nama Makhluk Hidup
Carolus Linnaeus pada tahun
1735 menciptakan suatu sistem tata nama. Bahasa yang digunakan adalah bahasa
latin karena pada masa Carolus Linnaeus bahasa tersebut merupakan bahasa ilmiah
yang universal. Carolus Linnaeus memberikan nama dengan dua kata yang dikenal
dengan istilah binomial nomenklatur. Ketentuan penamaan tersebut adalah sebagai
berikut.
a. Nama spesies
terdiri atas dua kata yang dilatinkan. Misalnya, Cyprinus carpio (ikan mas),
Piper nigrum (lada).
b. Nama pertama
menunjukkan genus, dan huruf pertama menggunakan huruf kapital, misalnya Piper
dan Cyprinus.
c. Nama kedua
menunjukkan nama spesies atau penunjuk spesies, yang huruf awalnya ditulis
dengan huruf kecil, misalnya carpio dan nigrum.
d. Jika nama takson
tingkat jenis untuk tumbuhan terdiri atas dua kata maka kata kedua dan
berikutnya harus disatukan atau ditulis dengan tanda hubung.
Contohnya:
Hibiscus rosa sinensis harus ditulis Hibiscus rosasinensis atau Hibiscus
rosa-sinensis.
e. Nama takson tingkat
jenis untuk tumbuhan tidak boleh merupakan suatu tautonim, yaitu nama yang
terdiri atas dua kata yang persis sama atau kata yang hampir sama.
Contohnya,:
Hibiscus hibiscus (dua kata yang sama) atau
Boldu boldus
(dua kata yang hampir sama).
Untuk hewan
masih dibenarkan adanya tautonim.
Misalnya,
Gallus gallus (ayam).
f. Pada tumbuhan dalam
pemberian nama takson tingkat jenis yang disusul dengan nama istilah takson
anak jenis yang dimaksud diikuti oleh petunjuk takson di bawah tingkat jenis
tadi. Contoh berikut ini menunjukkan nama suatu varietas rosella.
Hibiscus
sabdariffa var.alba (rosela varietas putih).
g. Untuk nama pencipta
atau orang yang pertama mempublikasikan nama ilmiah suatu organisme, nama
pencipta dapat dicantumkan.
Misalnya:
Cancer pagurus Linneaus, Nama genus adalah Cancer, nama penunjuk spesies adalah
pagurus, Pengidentifikasian pertama kali dilakukan oleh Linneaus maka nama
ilmiahnya dapat ditulis, seperti berikut.
Cancer pegurus
Lin atau Cancer pegurus L.
Rangkuman
Klasifikasi adalah cara pengelompokkan
makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri dan perbedaan yang dimilikinya menjadi
tingkattingkat hierarki. Dan cabang biologi yang khusus mempelajari tentang
klasifikasi adalah taksonomi. Salah satu
tujuan klasifikasi untuk mengelompokkan makhluk hidup yang mempunyai persamaan
ciri khusus. Manfaat dari klasifikasi makhluk hidup untuk memudahkan kita dalam
mempelajari makhluk hidup yang sangat beraneka ragam dan mengetahui hubungan
kekerabatan antara makhluk hidup satu dengan yang lain. Prinsip klasifikasi yaitu mengidentifikasi ciri-ciri
suatu makhluk hidup (Pencandraan), mengelompokkannya sesuai dengan kriteria
yang kita inginkan (Pengklasifikasian), pemberian nama kelompok. Sistem
klasifikasi ada 3 yaitu alami, buatan dan filogenetik
Glosarium
a. Klasifikasi : pengelompokan
makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri tertentu yang dimilikinya
b. Taksonomi : cabang ilmu biologi yang
mempelajari klasifikasi makhluk hidup
c. Kladogram: diagram
percabangan yang menggambarkan hubungan kekerabatan antarorganisme yang
dikelompokkan
d. Tingkatan takson: tingkatan unit atau kelompok makhluk hidup yang disusun mulai dari tingkat
tertinggi hingga tingkat terendah
e. Binomial nomenclatur: sistem tata nama ganda
f. Plantae: organisme
eukariotik, multiseluler, tidak bergerak aktif dan berfotosintesis
g. Animalia: organisme
eukariotik, multiseluler, bergerak aktif
dan tidak berfotosintesis
h. Kunci Determinasi: petunjuk untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan suatu organisme ke
dalam suatu tingkatan takson tertentu
i. Kingdom: tingkatan
takson tertinggi dengan jumlah anggota takson terbesar
j. Spesies: tingkatan
takson paling dasar/rendah
Daftar
Pustaka:
- Suastikarani, Luh Made. 2019. Modul
Klasifikasi Makhluk Hidup. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
- Wahyuningsih,
Tri. 2011. Materi
Kurikuler Biologi SMA. In: Hakikat Biologi dan Keanekaragaman Hayati.
Jakarta: Universitas Terbuka.
pp. 1-49. ISBN 9789790113336. http://repository.ut.ac.id/4375/1/PEBI4527-M1.pdf
-
Referensi Internet
Comments
Post a Comment